Jumat, 12 April 2013

tes dan pengukuran penjas


TES DAN PENGUKURAN PENJAS

KELINCAHAN


 
Di susun Oleh:


103804187  AWALUDDIN



FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITA NEGERI MAKASSAR
                                                         2012



Daftar isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………………
A.     Latar Belakang………………………………………………………………………….
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C.      Tujun Pembahasan………………………………………………........................
D.     Manfaat Pembahasan……………………………………………………………….
Bab II Pembahasan………………………………………………………………………………………..
A.     Pengertian Tes Dan Pengukuran………………………………………………
B.     Pengertian Tes Kelincahan (Agility)…………………………...................
C.      Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan (Agility)………
D.     Tes Kelincahan (Agility)…………………………………………………………...
E.      Hasil Tes……………………………………………………………………………………
Bab III Penutup……………………………………………………………………………………………...
A.     Kesimpulan………………………………………………………………………………
B.     Saran………………………………………………………………………………………...
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………










KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Makassar, 17 oktober 2012


    Penyusun              








BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Pada kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang muncul. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan selalu berusaha untuk menyelesaikan semua masalah-masalah itu. Tetapi terkadang seseorang akan lupa terhadap apa yang terjadi pada dirinya sendiri, lebih-lebih pada masalah fisik, yaitu tentang kesegaran jasmani. Banyak dari mereka yang sibuk, akan lupa terhadap kesehatan dan kestabilan kesegaran jasmaninya.
Kesegaran jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar.
Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu Pelatih akan membutuhkan sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik tersebut. Dan statrus kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan pengukuran dan penilaian yang berbentuk beberapa tes kemampuan.
Dengan melakukan tes dan pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat, diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan hal itu kita dapat mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang, selain kita bisa mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini sebagai bahan perbaikan dalam pemebelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat termotivasi oleh hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan kita dapat menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Tes dan Pengukuran Olahraga ?
2.      Apa Saja Komponen Kondisi Fisik dan Apa Saja Jenis Tes Di Dalamnya ?
3.      Bagaimana Prosedur Masing-Masing Jenis Tes ?
4.      Apa Saja Tes yang dibutuhkan Dalam tes kelincahan?

C.      Tujuan Pembahasan
1.      Untuk menjelaskan Pengertian Tes dan Pengukuran Olahraga.
2.      Untuk menjelaskan Komponen Kondisi Fisik.
3.      Untuk menjelaskan Macam-macam tes.
4.      Untuk menjelaskan Bagaimana Prosedur Masing-Masing Jenis Tes.
5.      Untuk menjelaskan beberapa Tes yang ada Dalam tes kelincahan.

D.     Manfaat Pembahasan
1.      Agar kita tahu tentang Pengertian Tes dan Pengukuran Olahraga.
2.      Agar kita tahu tentang Komponen Kondisi Fisika.
3.      Agar kita tahu tentang Macam-macam tes kelincahan.
4.      Agar kita tahu tentang Bagaimana Prosedur Masing-Masing Jenis Tes.
5.      Agar kita tahu tentang beberapa Tes yang ada Dalam tes kelincahan.




BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Tes Dan Pengukuran
Tes dan pengukuran dapat kita definisikan seperti berikut :
Ø  TES : Suatu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentangseseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
Ø  PENGUKURAN : Suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentudengan menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Ø  Jadi dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.´

B.     Pengertian Kelincahan (Agility)
Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993 : 525) lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap. Sedangkan menurut Harsono (1993 : 14) orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP (1983 : 28) mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.  Dengan demikian dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan
memerlukan ketangkasan. Suharno HP (1985 :33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

C.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina
Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :
1.      Tipe tubuh
Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan - gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.
2.      Usia
Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki
pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.
3.      Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak
wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok.
4.      Berat badan
Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.
5.      Kelelahan
Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.



D.     Tes Kelincahan (Agility)
1.      Tujuan Test
·         Sebagai elemen untuk memprediksi potensi dalam berbagai kegiatan olahraga.
·         Sebagai ukuran untuk menentukan prestasi dan nilai-nilai siswa.
·         Sebagai faktor dalam tes kemampuan motor umum dan tes kebugaran fisik.
·         Sebagai alat untuk mengevaluasi hasil yang diperoleh dari kegiatan dan metode pengajaran.

2.      Fasilitas dan Peralatan
Rangkain tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10 – mahasiswa memerlukan beberapa peralatan dan fasilitas seperti:
a)     Tempat / lokasi.
Tempat yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang ada di sekolah / kampus yaitu halaman yang luas.
b)     Stopwatch
Stopwach sangat penting digunakan untuk mengambil waktu yang di capai dalam tes.
c)      Kapur
Kapur di gunakan untuk membuat garis start dan finis serta dipergunakan dalam shuttle run.
d)     Peluit
Peliut digunakan untuk memberi aba-aba.
e)     Nomor dada
Nomor dada digunakan untuk mempermudah petugas mengidentifikasi peserta dalam mencatat hasil tes kesegaran jasmani.
f)       Roll meter
Di gunakan untuk mengukur lintasan.
g)     Formulir tes
Digunakan untuk mencatat hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan tes.




v  Squat Thurst  (mengubah posisis tubuh / jongkok berdiri)
1.      Pelaksanaan
·         Pelaksanaan tes dilakukan selam 30 detik
·         Posisi berdiri, kemudian dimulai dengan meloncat keatas dengan tangan diangkat keatas.
·         Setelah meloncat, ketika turun, langsung ke posisi jongkok dan tangan menyntuh lantai didepan tubuh.dibarengi dengan kaki yang langsung dibuang kebelakang, kaki lurus, begitu juga tangan yang lurus menyentuh lantai, sehingga posisi tubuh Push- up.
·         Setelah itu posisi kaki dipindah lagi ke posisi jongkok untuk mengambil awalan untuk loncat lagi atau ke posis mulai..
·         Dapat dihitung sekali ketika satu loncatan.
·         Jika tidak sesuai dengan prosedur tes, maka tidak dihitung.

2.      Teknik pengukuran / penilaian
·         Penilaian dilakukan 2 kali,masing-masing 1 menit.
·         Teste di beri waktu istirahat 5 menit.
·         Banyaknya Squat Thurst yg dilakukan.
·         Gerakan yang benar.
·         jika gerakan tidak benar maka teste mengulang.
·         Kesempatan mengulang diberikan sebanyak 2 kali.
·         Diisikan pada formulir (terlampir)

3.      Penalti
·         Kaki digerakkan ke belakang sebelum tangan menyentuh lantai.
·         Ada dorongan atau lecutan lebih ke arah belakang.
·         Tangan tidak menempel lantai saat kaki di tarik kedepan.
·         Jika tidak berdiri dengan tegak.


4.      Kategori tes
Ø  Pria
ü  Baik sekali 30 keatas > nilai 5
ü  Bagus 25 – 30 > nilai 4
ü  Sedang 20 25 > nilai 3
ü  Cukup 15 20 > nilai 2
ü  Kurang SD – 15 > nilai 1

Ø  Wanita
ü  Baik sekali 26 – keatas > nilai 5
ü  Bagus 20 – 26 > nilai 4
ü  Sedang 14 – 20 > nilai 3
ü  Cukup 8 – 14 > nilai 2
ü  Kurang SD – 8 > nilai 1

 


v  Shuttle Run (Lari Bolak Balik)
1.      Pelaksanaan
·         jarak antara kedua titik jangan terlalu jauh, misalnya 10 m atau lebih,
·         Jumlah ulangan lari bolak balik jangan terlalu banyak sehingga menyebabkan atlet lelah bias berkisar 5 sampai 10 bolak balik. Kalau ulangan larinya terlalu banyak maka menyebabkan seperti diatas. Faktor kelelahan akan mempengaruhi apa yang sebetulnya ingin dilatih yaitu kelincahan.
·         Start berdiri.
·         Kaki menginjak garis start dan tidak boleh melebihi garis start.
·         Menunggu aba-aba ( peluit atau ucapan ” siap, ya”
·         Kedua kaki melewati garis A kemudian lari menuju garis B dan melewatinya, lalu kembali lagi.
·         Finis, jika salah satu kaki menginjak garis finis.
·         Alat yang harus disiapkan sebelum tes yaitu, stop watch, peluit, dan 3 garis.

2.      Keterangan
·         Terdapat 3 garis, garis A, garis B dan garis start finis.
·         Tanda panah adalah praktek lari yang akan dilakukan oleh orang coba.

3.      Teknik pengukuran / penilaian
·         Penilaian dilakukan 2 kali.
·         Waktu di berikan     Detik
·         Teste di beri waktu istirahat 5 - 10menit.
·         Gerakan yang benar.
·         jika terjadi penalti maka teste mengulang.
·         Kesempatan mengulang diberikan sebanyak 2 kali.
·         Diisikan pada formulir (terlampir)
4.      Penalti
·         Jika ke-dua kaki tidak melewati garis batas.
·         Tidak sampai sampai finis

5.      Kategori Tes
Ø  Pria
ü  Baik sekali  keatas > nilai 5
ü  Bagus    > nilai 4
ü  Sedang   > nilai 3
ü  Cukup    > nilai 2
ü  Kurang SD   > nilai 1

Ø  Wanita
ü  Baik sekali  – keatas > nilai 5
ü  Bagus    > nilai 4
ü  Sedang    > nilai 3
ü  Cukup    > nilai 2
ü  Kurang SD –   > nilai 1


E.      Hasil Tes
NORMA TES kelincahan Putera dan puteri :

No
Jumlah nilai
Klasifikasi
1.
9 – 10
Baik sekali         ( BS )
2.
7 – 8
Baik                    ( B )
3.
5 – 6
Sedang                ( S )
4.
3 – 4
Kurang                ( K )
5.
1 – 2
Kurang sekali     ( KS )



Hasil Tes
Nama        : Sulfiani Ulfa Ningsih
Umur        : 22
v  Squat Thurst (jongkok berdiri) :
v  Shuttle Run (Lari Bolak Balik) :
·         Nilai total :
·         Kategori :
Analisis: Teste Sulfiani Ulfa Ningsih secara keseluruhan dari sebagian sampel yang mengikuti tes termasuk kurang. Karena pencapaian nilai pada tes Squart Thurst dan Shuttle Run sangat rendah. Hasil ini disebabkan teste saat mengikuti tes KELINCAHAN  baru sembuh dari sakit. Selain itu juga bobot tubuhnya yang terlalu gemuk. Jika dibandingkan dengan anggota dalam kelompoknya teste juga berkategori kurang.


 
BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil tes yang dilakukan saat mengikuti kuliah Tes dan Pengukuran banyak sekali mahasiswa yang nilai tesnya apabila dikonversikan terhadap norma yang ada ini kurang bagus. Ini bisa disebabkan oleh banyak factor baik dari dalam diri individu sendiri ataupun dari luar, misalnya ketidak seriusan saat melakukan tes, tingkat kebugaran jasmani rendah, pengetahuan tentang tes sangat minim.

B.     Saran
Saran yang bisa penyusun sampaikan adalah alat atau sarana dijaga kulitasnya serta lebih memfasilitasi mahasiswa dalam mencari sumber jika kesulitan mencari di perpustakaan.





 
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. Moeslim. Tes dan Pengukuran Jilid I.

Iskandar  Z. Adisapoetra. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani Untuk Anak Sekolah. Jakarta

Staf Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku Petunjuk Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk Satuan Lapangan Abri. Cetakan Kedua..Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jgn lupa like dan komentarnya..