TES DAN PENGUKURAN PENJAS
KELINCAHAN
Di
susun Oleh:
103804187 AWALUDDIN
FAKULTAS
ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITA
NEGERI MAKASSAR
2012
Daftar isi
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………………
A.
Latar Belakang………………………………………………………………………….
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C.
Tujun Pembahasan………………………………………………........................
D.
Manfaat Pembahasan……………………………………………………………….
Bab II Pembahasan………………………………………………………………………………………..
A.
Pengertian Tes Dan Pengukuran………………………………………………
B.
Pengertian Tes Kelincahan (Agility)…………………………...................
C.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan (Agility)………
D.
Tes Kelincahan (Agility)…………………………………………………………...
E.
Hasil Tes……………………………………………………………………………………
Bab III Penutup……………………………………………………………………………………………...
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………………
B.
Saran………………………………………………………………………………………...
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar,
17 oktober 2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada kehidupan manusia pasti akan dihadapkan
dengan beberapa masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah
yang muncul. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan
selalu berusaha untuk menyelesaikan semua masalah-masalah itu. Tetapi terkadang
seseorang akan lupa terhadap apa yang terjadi pada dirinya sendiri, lebih-lebih
pada masalah fisik, yaitu tentang kesegaran jasmani. Banyak dari mereka yang
sibuk, akan lupa terhadap kesehatan dan kestabilan kesegaran jasmaninya.
Kesegaran jasmani seseorang adalah kemampuan
tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti, untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang
prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan beberapa komponen
kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar.
Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani
seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktifitas kerjanya,
khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru pendidikan jasmani ataupun pelatih,
sangat penting mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran
jasmani siswa atau atlet untuk mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu
Pelatih akan membutuhkan sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang
bertujuan untuk mengoreksi dan mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan
setelah melakukan beberapa tahap latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga,
yang bertanggung jawab atas prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya
dengan pengetahuan tentang cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik
tersebut. Dan statrus kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan
pengukuran dan penilaian yang berbentuk beberapa tes kemampuan.
Dengan melakukan tes dan pengukuran ini kita
dapat mengambil beberapa manfaat, diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap
latihan yang telah dilakukan, dengan hal itu kita dapat mengetahui seberapa
perkembangan kondisi fisik seseorang, selain kita bisa mengembangkan prestasi
atlet, kita juga bisa menjadikan ini sebagai bahan perbaikan dalam
pemebelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat termotivasi oleh hasil yang
diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan kita dapat menggunakan data
ini untuk bahan sebuah penelitian.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Tes dan Pengukuran Olahraga ?
2. Apa Saja Komponen Kondisi Fisik dan Apa Saja
Jenis Tes Di Dalamnya ?
3. Bagaimana Prosedur Masing-Masing Jenis Tes ?
4. Apa Saja Tes yang dibutuhkan Dalam tes
kelincahan?
C.
Tujuan
Pembahasan
1. Untuk menjelaskan Pengertian Tes dan
Pengukuran Olahraga.
2. Untuk menjelaskan Komponen Kondisi Fisik.
3. Untuk menjelaskan Macam-macam tes.
4. Untuk menjelaskan Bagaimana Prosedur
Masing-Masing Jenis Tes.
5. Untuk menjelaskan beberapa Tes yang ada Dalam
tes kelincahan.
D.
Manfaat
Pembahasan
1. Agar kita tahu tentang Pengertian Tes dan
Pengukuran Olahraga.
2. Agar kita tahu tentang Komponen Kondisi
Fisika.
3. Agar kita tahu tentang Macam-macam tes
kelincahan.
4. Agar kita tahu tentang Bagaimana Prosedur
Masing-Masing Jenis Tes.
5. Agar kita tahu tentang beberapa Tes yang ada
Dalam tes kelincahan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tes Dan Pengukuran
Tes dan pengukuran dapat kita definisikan
seperti berikut :
Ø
TES : Suatu
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentangseseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
Ø
PENGUKURAN :
Suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek
tertentudengan menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Ø
Jadi dapat
kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari
dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil
pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk
mengembangkan prestasi olehraga.´
B.
Pengertian
Kelincahan (Agility)
Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1993 : 525) lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam,
tidak tenang, tidak tetap. Sedangkan menurut Harsono (1993 : 14) orang yang
lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi
tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP (1983 :
28) mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah
posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dengan demikian dari beberapa pendapat
tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan
seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada
waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa kehilangan
keseimbangan tubuhnya.
Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu
dan
memerlukan ketangkasan. Suharno HP (1985 :33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
memerlukan ketangkasan. Suharno HP (1985 :33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kelincahan menurut Dangsina
Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :
Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :
1.
Tipe tubuh
Seperti telah dijelaskan dalam pengertian
kelincahan bahwa gerakan - gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan
dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa
dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong
mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.
2.
Usia
Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira
usia 12 tahun (memasuki
pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.
pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.
3.
Jenis
kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit
lebih baik dari pada anak
wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok.
wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok.
4.
Berat badan
Berat badan yang berlebihan secara langsung
mengurangi kelincahan.
5.
Kelelahan
Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama
karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan hal itu penting untuk
memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah
timbul.
D.
Tes Kelincahan (Agility)
1.
Tujuan Test
·
Sebagai elemen untuk memprediksi potensi dalam berbagai kegiatan
olahraga.
·
Sebagai ukuran untuk menentukan prestasi dan nilai-nilai siswa.
·
Sebagai faktor dalam tes kemampuan motor umum dan tes kebugaran fisik.
·
Sebagai alat untuk mengevaluasi hasil yang diperoleh dari kegiatan dan metode pengajaran.
2. Fasilitas
dan Peralatan
Rangkain tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10 – mahasiswa memerlukan beberapa peralatan dan fasilitas seperti:
Rangkain tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10 – mahasiswa memerlukan beberapa peralatan dan fasilitas seperti:
a) Tempat /
lokasi.
Tempat yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang ada di sekolah / kampus yaitu halaman yang luas.
Tempat yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang ada di sekolah / kampus yaitu halaman yang luas.
b) Stopwatch
Stopwach sangat penting digunakan untuk mengambil waktu yang di capai dalam tes.
Stopwach sangat penting digunakan untuk mengambil waktu yang di capai dalam tes.
c) Kapur
Kapur di gunakan untuk membuat garis start dan finis serta dipergunakan dalam shuttle run.
Kapur di gunakan untuk membuat garis start dan finis serta dipergunakan dalam shuttle run.
d) Peluit
Peliut digunakan untuk memberi aba-aba.
Peliut digunakan untuk memberi aba-aba.
e) Nomor dada
Nomor dada digunakan untuk mempermudah petugas mengidentifikasi peserta dalam mencatat hasil tes kesegaran jasmani.
Nomor dada digunakan untuk mempermudah petugas mengidentifikasi peserta dalam mencatat hasil tes kesegaran jasmani.
f) Roll meter
Di gunakan untuk mengukur lintasan.
Di gunakan untuk mengukur lintasan.
g) Formulir tes
Digunakan untuk mencatat hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan tes.
Digunakan untuk mencatat hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan tes.
v Squat Thurst
(mengubah
posisis tubuh / jongkok berdiri)
1. Pelaksanaan
·
Pelaksanaan
tes dilakukan selam 30 detik
·
Posisi
berdiri, kemudian dimulai dengan meloncat keatas dengan tangan diangkat keatas.
·
Setelah
meloncat, ketika turun, langsung ke posisi jongkok dan tangan menyntuh lantai didepan
tubuh.dibarengi dengan kaki yang langsung dibuang kebelakang, kaki lurus,
begitu juga tangan yang lurus menyentuh lantai, sehingga posisi tubuh Push- up.
·
Setelah
itu posisi kaki dipindah lagi ke posisi jongkok untuk mengambil awalan untuk
loncat lagi atau ke posis mulai..
·
Dapat
dihitung sekali ketika satu loncatan.
·
Jika
tidak sesuai dengan prosedur tes, maka tidak dihitung.
2. Teknik pengukuran / penilaian
·
Penilaian dilakukan 2 kali,masing-masing 1
menit.
·
Teste di beri waktu istirahat 5 menit.
·
Banyaknya Squat Thurst yg dilakukan.
·
Gerakan yang benar.
·
jika gerakan tidak benar maka teste
mengulang.
·
Kesempatan mengulang diberikan sebanyak 2
kali.
·
Diisikan pada formulir (terlampir)
3. Penalti
·
Kaki digerakkan ke belakang sebelum tangan
menyentuh lantai.
·
Ada dorongan atau lecutan lebih ke arah
belakang.
·
Tangan tidak menempel lantai saat kaki di
tarik kedepan.
·
Jika tidak berdiri dengan tegak.
4. Kategori tes
Ø Pria
ü Baik sekali 30 – keatas > nilai 5
ü Bagus 25 – 30 > nilai 4
ü Sedang 20 – 25 > nilai 3
ü Cukup 15 – 20 > nilai 2
ü Kurang SD – 15 > nilai 1
Ø Wanita
ü Baik sekali 26 –
keatas > nilai 5
ü Bagus 20 – 26 >
nilai 4
ü Sedang 14 – 20 >
nilai 3
ü Cukup 8 – 14 >
nilai 2
ü Kurang SD – 8 >
nilai 1
v Shuttle
Run (Lari Bolak Balik)
1. Pelaksanaan
·
jarak antara kedua titik
jangan terlalu jauh, misalnya 10 m atau lebih,
·
Jumlah ulangan lari bolak
balik jangan terlalu banyak sehingga menyebabkan atlet lelah bias berkisar 5
sampai 10 bolak balik. Kalau ulangan larinya terlalu banyak maka menyebabkan
seperti diatas. Faktor kelelahan akan mempengaruhi apa yang sebetulnya ingin
dilatih yaitu kelincahan.
·
Start
berdiri.
·
Kaki
menginjak garis start dan tidak boleh melebihi garis start.
·
Menunggu
aba-aba ( peluit atau ucapan ” siap, ya”
·
Kedua
kaki melewati garis A kemudian lari menuju garis B dan melewatinya, lalu
kembali lagi.
·
Finis,
jika salah satu kaki menginjak garis finis.
·
Alat
yang harus disiapkan sebelum tes yaitu, stop watch, peluit, dan 3 garis.
2. Keterangan
·
Terdapat
3 garis, garis A, garis B dan garis start finis.
·
Tanda
panah adalah praktek lari yang akan dilakukan oleh orang coba.
3. Teknik pengukuran / penilaian
·
Penilaian dilakukan 2 kali.
·
Waktu di berikan Detik
·
Teste di beri waktu istirahat 5 - 10menit.
·
Gerakan yang benar.
·
jika terjadi penalti maka teste mengulang.
·
Kesempatan mengulang diberikan sebanyak 2
kali.
·
Diisikan pada formulir (terlampir)
4. Penalti
·
Jika
ke-dua kaki tidak melewati garis batas.
·
Tidak
sampai sampai finis
5.
Kategori
Tes
Ø Pria
ü Baik sekali
– keatas > nilai 5
ü Bagus – > nilai 4
ü Sedang
– > nilai 3
ü Cukup
– > nilai 2
ü Kurang SD – > nilai 1
Ø Wanita
ü Baik sekali – keatas > nilai 5
ü Bagus – >
nilai 4
ü Sedang – >
nilai 3
ü Cukup – >
nilai 2
ü Kurang SD – > nilai 1
E.
Hasil
Tes
NORMA
TES kelincahan Putera dan puteri :
No
|
Jumlah
nilai
|
Klasifikasi
|
1.
|
9 –
10
|
Baik
sekali ( BS )
|
2.
|
7 –
8
|
Baik
( B )
|
3.
|
5 –
6
|
Sedang
(
S )
|
4.
|
3 –
4
|
Kurang
( K )
|
5.
|
1 –
2
|
Kurang
sekali ( KS )
|
Hasil
Tes
Nama
: Sulfiani Ulfa Ningsih
Umur
: 22
v Squat Thurst
(jongkok berdiri) :
v Shuttle
Run (Lari Bolak Balik) :
·
Nilai
total :
·
Kategori
:
Analisis:
Teste Sulfiani
Ulfa Ningsih secara keseluruhan dari sebagian sampel yang mengikuti tes
termasuk kurang. Karena pencapaian nilai pada tes Squart Thurst dan Shuttle Run
sangat rendah. Hasil ini disebabkan teste saat mengikuti tes KELINCAHAN
baru sembuh dari sakit. Selain itu juga bobot tubuhnya yang terlalu gemuk. Jika
dibandingkan dengan anggota dalam kelompoknya teste juga berkategori kurang.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari hasil tes yang dilakukan saat mengikuti kuliah Tes dan Pengukuran banyak sekali mahasiswa yang nilai tesnya
apabila dikonversikan terhadap norma yang ada ini kurang bagus. Ini bisa
disebabkan oleh banyak factor baik dari dalam diri individu sendiri ataupun
dari luar, misalnya ketidak seriusan saat melakukan tes, tingkat kebugaran
jasmani rendah, pengetahuan tentang tes sangat minim.
B. Saran
Saran
yang bisa penyusun sampaikan adalah alat atau sarana dijaga kulitasnya serta
lebih memfasilitasi mahasiswa dalam mencari sumber jika kesulitan mencari di
perpustakaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous.
Moeslim. Tes dan Pengukuran Jilid I.
Iskandar
Z. Adisapoetra. (1999). Panduan Teknis
Tes & Latihan Kesegaran Jasmani Untuk Anak Sekolah. Jakarta
Staf
Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku Petunjuk
Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk Satuan Lapangan
Abri. Cetakan Kedua..Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jgn lupa like dan komentarnya..